Payung di hari hujan
Sore itu, hujan turun deras sekali. Jalanan ramai oleh orang-orang yang berlarian mencari tempat berteduh. Di antara kerumunan, ada seorang anak bernama Dira yang berdiri di tepi jalan dengan wajah bingung. Ia lupa membawa payung.
Tiba-tiba, seorang anak laki-laki sebaya dengannya menghampiri. Tangannya memegang payung biru yang cukup besar.
“Kamu mau bareng aku? Payungku muat untuk berdua,” katanya sambil tersenyum.
Dira ragu sejenak, lalu mengangguk. Mereka berjalan bersama menembus hujan, berbagi langkah kecil di bawah payung yang sama. Entah kenapa, suasana yang dingin justru terasa hangat.
“Namaku Farel,” ucap anak itu.
“Dira,” jawabnya pelan.
Sejak hari itu, Dira dan Farel menjadi teman dekat. Semua berawal dari sebuah payung di hari hujan, yang mempertemukan dua orang asing menjadi sahabat baru.
Dan Dira belajar satu hal: kadang hujan tidak hanya membawa dingin, tapi juga menghadirkan pertemuan yang tak terlupakan.
Komentar
Posting Komentar