Blue Lock Season 1
Malam itu, lapangan indoor Blue Lock dipenuhi suara bola yang ditendang keras. Yoichi Isagi berdiri di tengah, napasnya terengah. Matanya menatap bola yang bergulir ke arahnya.
“Jika aku gagal lagi… mungkin aku akan tersingkir,” pikirnya.
Sejak masuk ke proyek Blue Lock, Isagi terus diuji. Ia bukan pemain terkuat, bukan pula yang paling cepat. Namun ada sesuatu dalam dirinya—insting yang tajam, kemampuan membaca permainan—yang membuatnya berbeda.
Di sisi lain, ada Barou yang penuh percaya diri. Dengan arogan ia menendang bola ke gawang. “Inilah lapangan raja! Semua akan tunduk padaku!” serunya.
Isagi merasa tertekan, tapi saat bola datang, ia ingat kata-kata Ego Jinpachi: “Striker sejati adalah yang paling egois. Jangan takut, rebut kesempatanmu.”
Isagi menggertakkan gigi. Ia berlari, mendahului Barou, lalu menendang bola dengan seluruh kekuatan. Bola melesat, menghantam jaring gawang. Semua terdiam.
Barou terkejut. “Kau… merebut bolaku?”
Isagi menatapnya dengan mantap. “Sepak bola bukan hanya tentang siapa yang paling kuat. Ini tentang siapa yang berani mengambil momen.”
Sejenak, ruangan sunyi. Lalu, Ego tersenyum tipis dari balik kaca pengawas. “Menarik… instingnya semakin tajam.”
Bagi Isagi, itu bukan sekadar gol. Itu adalah bukti bahwa mimpinya masih hidup. Bahwa ia punya kesempatan untuk menjadi striker terbaik di dunia.
Amanat:
Cerita ini mengajarkan bahwa dalam persaingan, bukan hanya kekuatan yang menentukan, tetapi juga keberanian mengambil kesempatan. Jangan takut untuk percaya pada dirimu sendiri, karena keberanian bisa mengubah keadaan.
Komentar
Posting Komentar