Blue Lock Season 2



Sorak-sorai penonton menggema di stadion megah. Lampu sorot menyoroti lapangan hijau tempat para pemain Blue Lock kini menghadapi tantangan baru: Neo Egoist League.


Yoichi Isagi berdiri di tengah lapangan, jantungnya berdebar. Lawan kali ini jauh lebih kuat, para pemain profesional dari berbagai negara. Namun, bukan itu yang membuatnya gentar—melainkan kenyataan bahwa setiap pertandingan bisa menentukan masa depannya sebagai striker dunia.


Bachira Meguru tersenyum lebar, matanya bersinar penuh gairah. “Isagi! Aku tak sabar melihatmu meledak di lapangan!” katanya sambil menggiring bola dengan gaya uniknya.


Di sisi lain, Rin Itoshi tampak tenang. Tatapannya dingin, penuh fokus. “Jika kau ingin mengalahkanku, Isagi, tunjukkan sesuatu yang lebih dari sekadar insting.”


Pertandingan pun dimulai. Bola melesat cepat, tubuh para pemain bergerak bagaikan kilat. Isagi berlari, matanya membaca pergerakan lawan. Ia menemukan celah kecil di pertahanan, lalu berteriak, “Sekarang!”


Bachira mengoper dengan akurat. Namun sebelum bola sampai padanya, Rin sudah memotong jalur dengan kecepatannya.


Isagi tersentak. “Seperti inikah level dunia? Jika aku tidak berkembang, aku akan ditelan mentah-mentah.”


Ia menggertakkan gigi. Detik berikutnya, sebuah gambaran muncul di pikirannya—visi lapangan, pergerakan pemain, dan arah bola yang akan datang. Dengan cepat, ia menyesuaikan posisinya, lalu merebut kembali bola yang nyaris hilang.


Stadion bergemuruh ketika Isagi menendang bola dengan seluruh keyakinannya. Bola itu melesat, menembus gawang lawan.


Sorak penonton pecah. Rin hanya melirik dingin, namun di matanya ada sedikit ketertarikan. “Kau mulai bisa melihat… dunia yang kulihat.”


Isagi tersenyum tipis, napasnya masih memburu. “Ini baru permulaan. Aku tidak akan berhenti sampai menjadi striker nomor satu di dunia.”


Amanat:


Cerita ini menunjukkan bahwa persaingan yang lebih tinggi menuntut keberanian dan perkembangan tanpa henti. Dalam hidup, jika kita berhenti belajar dan berkembang, kita akan tertinggal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu yang tertinggal di ufuk Barat (senja)